A. PENDAHULUAN
Akhir-akhir
ini dunia dihebohkan dengan adanya sebuah gerakan radikal yang baru didengar.
Yang disebabkan karena aliran tersebut dikabarkan telah memasuki Negara kita
yaitu Indonesia. Aliran atau kelompok ini berasal dari dua Negara yaitu Irak
dan Suriah yang dilatarbelakangi oleh agama Islam. Dan dalam melaksanakan
kegiatan mereka yaitu dengan berbagai macam bentuk kejahatan tampa memandang
agama, golongan, suku dan lain-lain. Dan juga tampa memandang usia baik itu
anak-anak maupun orang dewasa semuanya dibantai secara keji jika berlawanan
dengan mereka dalam artian tidak sepaham dengan ajaran mereka. Kelompok atau
aliran ini yang berlatarbelakang Islam ini mempunyai tujuan yang sangat
menggetkan dunia Yaitu menjadikan sebuah Negara Islam di belahan dunia Timur
Tngah dan terutama di Negara Irak dan Suriah. Kelompok ini dinamakan ISIS
(Islamic States Of Iraq And Syria) atau dapat di artikan dalam bahasa Indonesia
“Negara Islam Irak dan Suriah. Dan juga kelompok ini berdiri disebabakan karena
adanya gejolak yang melanda Negara mereka baik itu di Irak maupun di Suriah.
Kelompok gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) belakangan ini makin
menghebohkan umat Islam di seluruh dunia, karena disebut-sebut bakal menghancurkan Kabah. Siapa
sebenarnya ISIS itu? Kapan kelompok ini berdiri, apa tujuan mereka sebenarnya?
Banyak pertanyaan mengenai eksistensi ISIS.Gerilyawan ISIS dengan cepat menguasai sebagian wilayah Irak dan
Suriah. ISIS merupakan negara baru yang dideklarasikan oleh Abu Bakar
al-Baghdady pada tanggal 9 April 2013, menyusul terjadinya perang saudara di
Irak dan Suriah. Tentu saja proklamasi kemerdekaan ini masih bersifat sepihak,
dimana Pemerintah Suriah dan Pemerintah Irak tak merestuinya. Begitu pula
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sama sekali belum mengakuinya sebagai negara
yang berdaulat. Ada yang menyebutnya Islamic State in Iraq and the Levant
(ISIL), Islamic State in Iraq and Syria (ISIS), dan ada juga yang menyebutnya
Islamic State in Iraq and al-Shām (juga disingkat ISIS). menerjemahkannya
sebagai Negara Islam Irak dan Suriah.
Meski secara de jure belum diakui negara-negara lain, faktanya
ISIS telah menguasai wilayah seluas 400.000 km2, yang meliputi wilayah di Irak
dan Suriah. Untuk sementara, Kota Raqqah yang berada di Suriah ditetapkan
sebagai ibu kota negara.”
B.
SEJARAH BERIDIRINYA ISIS
ISIS ISIS (Islamic States Of Iraq
And Syria / Islamic States Iraq And
Al-Sham) terbentuk dari gejolak dalam negeri di Irak dan
Suriah. Diawali pada tanggal 18 Maret 2003, ketika Pasukan Multinasional
pimpinan Amerika Serikat menyerang Irak karena dianggap membuat senjata
pemusnah masal (meski akhirnya tidak terbukti).
Pasukan Irak pimpinan Presiden (saat itu) Saddam
Hussein dengan mudah dikalahkan Tentara Koalisi Internasional pimpinan AS.
Tetapi rakyat Irak yang terhimpun dalam beberapa kelompok gerilyawan memilih
bertahan. Mereka bahkan melakukan perang gerilya untuk mempertahankan negerinya
dari invasi pasukan asing.
Dua tahun berselang, tepatnya pada tanggal 15 Agustus
2005, kelompok pejuang mempersatukan diri dan membentuk Majelis Syura
Mujahidin. Berawal dari Majelis Syura Mujahidin inilah akhirnya dideklarasikan Negara Islam Irak pada tanggal 13
Oktober 2006, dan mengangkat Abu Umar al-Baghdady sebagai emir atau
pemimpinnya.
Abu Umar kemudian meninggal dalam pertempuran, dan
posisi emir digantikan oleh Abu Bakar al-Baghdady sejak 15 Mei 2010. Saat itu
bersamaan dengan terjadinya revolusi di sejumlah negara di Jazirah Arab,
termasuk beberapa negara di Afrika Utara seperti Mesir, Tunisia, dan Libya.
Suriah sebenarnya juga dilanda demonstrasi
besar-besaran guna menurunkan Presiden Bashar Assad, namun upaya itu disambut
dengan aksi kekerasan oleh Tentara Suriah. Akibatnya, rakyat Suriah pun
melakukan perlawaan melalui kelompok-kelompok bersenjata.
Kelompok-kelompok ini mendapat bantuan dari para
pejuang di luar negeri, termasuk dari Negara Islam Irak. Kelompok pejuang
rakyat Suriah akhirnya mampu membebaskan beberapa kota termasuk wilayah
perbatasan dengan Irak, sehingga menyatulah beberapa kota di Irak dan Suriah di
bawah kendali Negara Islam Irak.
Fakta inilah yang mengilhami pendeklarasian Negara
Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada 9 April 2013 dengan pemimpin tetap Abu Bakar
Al-Baghdady.
Hingga Maret 2014, wilayah yang dikuasai ISIS meliputi
400.000 km2 di dua negara tersebut, atau lebih luas dari beberapa negara Arab
seperti Qatar, Emirat Arab, Bahrain, Yaman, dan Lebanon.
Jadi Semuanya bermula dari invasi Amerika Serikat dengan
sejumlah negara yang mengikutinya (Sekutu) ke Irak di tahun 2003. Ketika itu
Irak masih dibawah kendali Saddam Husain. Tujuan yang digembar gemborkan adalah
mencari senjata pemusnah massal, tetapi tentu saja tujuan utamanya adalah
penguasaan minyak dan menurunkan Saddam Husain. Terbukti akhirnya senjata
pemusnah massal tidak terdapat di Irak karena memang isu ini hanya digunakan
untuk pemancing agar AS dapat menginvasi Irak. Hal ini membuat rakyat Irak
bangkit dan berjuang membebaskan diri dari penjajahan AS dengan berbagai
kelompok pejuang. Yang lebih menyakitkan rakyat Irak adalah selanjutnya AS
malah membuat pemerintahan boneka yang di kuasai oleh minoritas di Irak yaitu
Syiah. sementara 80% penduduk Irak adalah Sunni. Terlebih pemerintah boneka ini
berlaku keras dan kejam terhadap para pejuang yang merupakan rakyat Irak
sendiri.”
JAKARTA,
KOMPAS.COM — Sekelompok desainer, jurnalis, musisi, animator, dan programer yang
menyebut diri Kurz Gesagt mencoba menjelaskan secara ringkas sejarah
terbentuknya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam sebuah videografis
berdurasi 4 menit. Kurz Gesagt merupakan istilah bahasa Jerman yang bisa
diterjemahkan sebagai "memperpendek cerita panjang".
Videografis
Kurz Gesagt memulai kisah ISIS pada tahun 2003. Tahun itu, AS menginvasi Irak
karena negara itu dituduh terkait dengan kegiatan terorisme dan punya senjata
pemusnah massal. Ketika itu, Saddam Hussein adalah penguasa Irak. Saddam
merupakan bagian dari golongan minoritas Sunni (sekitar 20 persen dari
populasi) yang merepresi mayoritas Syiah (63 persen dari populasi.
AS
menaklukkan Irak dengan cepat. Namun, AS tidak punya rencana untuk Irak. Sejak
itu, kaum mayoritas Syiah mengambil alih kekuasaan dan pada gilirannya
merepresi golongan Sunni. Tentu saja kalangan Sunni tidak diam saja.
Pemberontakan kalangan Sunni mulai muncul. Kelompok teroris seperti Al Qaeda
masuk ke Irak dan kelompok-kelompok pemberontak lokal yang terdiri dari kalangan
minoritas Sunni mulai bertempur melawan tentara AS. Irak pun jatuh dalam perang
saudara berdarah tahun 2006. Sejak itu, warga Irak terbelah berdasarkan agama,
Sunni yang umumnya tinggal di utara dan Syiah yang umumnya di selatan.
Jadi
dalam sebuah ironi tragis sejarah, invasi AS justru melahirkan kaum teroris
yang pada awal hendak disingkirkan AS. Kini, Irak malah menjadi lokasi sempurna
pelatihan terorisme.
Kurz
Gesagt mengatakan, guna memahami konflik yang rumit itu dengan lebih baik,
orang perlu memahami hubungan di antara dua aliran utama dalam Islam, yaitu
Syiah dan Sunni. Sunni mencakup sekitar 80 persen dari total jumlah umat Muslim
dunia dan Syiah sekitar 20 persen. Kelompok-kelompok garis keras di kedua
aliran itu tidak saling menyukai.
Arab
Saudi dan Iran merupakan dua pemain penting dalam Sunni dan Syiah. Kedua negara
itu tidak punya pemisahan antara agama dan negara, masalah dalam negeri dan
uang yang banyak dari minyak. Kedua negara menyokong kelompok-kelompok yang
bertempur melawan kelompok lain yang berbeda orientasi agama. Salah satu
organisasi teroris yang disokong Saudi adalah Negara Islam Irak (ISI).
Tahun
2010, Arab Spring pecah dan mengubah situasi di Timur Tengah. Namun, di Suriah,
diktator Bashar Al Assad yang berasal dari kalangan Syiah tidak berpikir akan
mundur dari jabatannya. Perang sudara pun terjadi. Tentara Assad membunuh
rakyat mereka sendiri. Semakin lama perang itu berlangsung, semakin banyak
kelompok-kelompok milisi asing bergabung dalam peperangan itu. Kebanyakan dari
mereka datang karena alasan agama. Mereka bertujuan dapat mendirikan sebuah
negara Islam di kawasan itu.
Salah
satu dari kelompok itu adalah ISI, yang sekarang menjadi Negara Islam Irak dan
Suriah (ISIS). Mereka sudah berperang di Irak selama beberapa tahun dan punya
ribuan tentara yang terlatih baik dan fanatik. Mereka telah menguasai Irak
utara dan sangat berhasrat untuk mendirikan negara berdasarkan agama yang
mereka kelola sendiri. Kedatangan mereka mengubah perang di Suriah ke situasi
yang tidak pernah diduga orang sebelumnya. ISIS sangat brutal dan radikal
sehingga kelompok itu segara terlibat peperangan dengan hampir semua faksi
lainnya dalam kalangan pemberontak Suriah. Mereka menyerang dan membunuh
anggota kelompok teroris lainnya. Di wilayah yang dikuasai, mereka mendirikan
negara Islam dengan aturan yang sangat keras, bahkan jika dibandingkan dengan
Al Qaeda. Arab Saudi pun terkejut dan menarik dukungannya.”
C. TUJUAN ISIS
Mantuan
Duta Besar RI untuk Qatar, Abdul Wahid Maktub menegaskan tujuan terbentuknya ISIS
(Islamic States Of Iraq And Syria) yang sesungguhnya adalah untuk mengembalikan
kekuasaan pemerintah Iraq ke tangan pendukung mantan Presiden Iraq, Saddam
Hussein yang digulingkan oleh Amerika Serikat waktu itu. Dan saat ini ISIS
merupakan para militant yang ingin menggulingkan Peradana Menteri Iraq saat ini
Nuri al-Maliki.
Gerakan ISIS menganut paham Sunni
tidak bisa menerima kepemimpinan Iraq yang berpaham Syiah. Profil dan cirri-ciri gerakan ISIS yang
sangat radikal ini sangat mirip dengan profil dan cirri-ciri dari Saddam
Hussein.
Abdul Wahid Propaganda ISIS
membentuk Khilafah di seluruh dunia sengajah digembar-gembor oleh AS dan
sekutu-sekutunya untuk mempertahankan pemerintahan Perdana Menteri Nuri
al-Maliki. Karena tujuan sesungguhnya ISIS adalah merebut pemerintahan Iraq
dari rezim PM Nuri al-Maliki, isu ini jelas dibesar-besarkan oleh AS dan
sekutunya karena ISIS telah mengusai kota terbesar kedua di Iraq, Mosul, yang
sangat kaya minyak.
Adapun
target ISIS sesunggunya, tegas oleh Abdul Wahid, ialah menjadikan kholifah
mereka, Abu Bakar al-Baghdadi, untuk menjadi peminpin Iraq pengganti PM Nuri
al-Maliki. ISIS menganggap kekuasaan pemerintah saat ini tidak sah karena itu
dicapai dengan bantuan AS dan menggulingkan mantan Presiden Iraq, Saddam
Hussein.
D. Wilayah kekuasaan ISIS
Daerah kekuasaan ISIS terbagi menjadi 16 wilayah
administrasi, dengan rincian sebagai berikut:
1. Daerah kekuasaan ISIS di
Irak:
- Wilayah
Selatan
- Wilayah
Diyala
- Wilayah
Baghdad
- Wilayah
Kirkuk
- Wilayah
Salahuddin
- Wilayah
Anbar
- Wilayah
Ninewa
2. Daerah kekuasaan ISIS di
Suriah:
- Wilayah
Al Barakah (Hasaka)
- Wilayah
Al Kheir (Deir al Zour)
- Wilayah
Al Raqqah
- Wilayah
Al Badiya
- Wilayah
Halab (Aleppo)
- Wilayah
Idlib
- Wilayah
Hama
- Wilayah
Damaskus
- Wilayah
Pesisir (Al Sahel)
ISIS mendirikan lembaga khusus yang membawahi berbagai
aktivitas negara terkait pelayanan publik. Lembaga ini disebut Al Idaaroh Al
Islaamiyyah lil Khidmati al ‘Aammah atau Administrasi Islami untuk Pelayanan
Publik, yang dipimpin Abu Jihad asy Syami selaku direktur.
Kantor Al Idaaroh Al Islamiyyah menyediakan semua
kebutuhan mendasar bagi warganya (sandang dan pangan), maupun kebutuhan umum
lainnya seperti air, listrik , fasilitas umum, jalur komunikasi, sampai
transportasi umum.
Tarif dasar listrik dan tarif internet pun sangat
murah.Kini, cabang-cabang Al Idarooh Al Islamiyyah sudah ada di hampir seluruh
wilayah kekuasaan ISIS, termasuk di Suriah Utara yang menjadi basis terkuat
ISIS selama ini.
Kota-kota yang dikuasai ISIS di Irak relatif stabil.
Apalagi setelah ISIS mampu mengambilalih sejumlah kota penting di Irak, seperti
Mosul di Tikrit. Ironisnya, tentara Irak malah tak berdaya mengamankan Mosul,
mereka justru meninggalkan kota itu saat serangan ISIS dimulai.
Sebelumnya, ISIS telah menyerbu Kota Fallujah dan
menguasai wilayah cukup luas di tepi Aleppo di Suriah barat. Dalam bertempur,
ISIS menggunakan taktik brutal yang ekstrem, terutama setelah komandan perang
dipegang pemimpin Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri.
Karena menguasai kota-kota di kedua sisi perbatasan
Suriah-Irak, pasukan ISIS dengan cepat mampu memindahkan senjata yang disita
dari Mosul ke Suriah. Senjata-senjata, termasuk humvee, senapan, rudal, dan
amunisi, jelas menambah kemampuan tempur gerilyawan ISIS.
Sebaliknya, kota-kota yang dikuasai ISIS di Suriah
tetap bergolak. ISIS mendapat perlawanan dari kelompok pejuang Syuriah lainnya
seperti Jabhat An Nusrah, Jabhah Islamiyah, Ahrar AS Syam, dan lain-lain.
Untuk meredakan konflik antarkelompok pejuang Suriah,
para ulama yang dianggap netral kemudian menggelar inisiatif untuk membentuk
Mahkamah Syariah. Tetapi inisiatif ini ditolak ISIS. Bahkan ISIS menganggap
kaum yang berseberangan dengannya sebagai takfiri alias kafir. Sebaliknya, pejuang di Suriah menganggap
ISIS sebagai kelompok khawarij.
Akibatnya, para ulama membagi konflik di Suriah
menjadi 3 pertentangan aliran, yaitu Syiah (kubu Presiden Bashar Assad),
kelompok khawarij (ISIS), dan kelompok ahlussunnah waljamaah (kelompok pejuang
Syuriah seperti Jabhat An Nusra, Ahrar As Syam, dan Jabhah Islamiyah).”
E. Ideologi dan
kepercayaan.
ISIS adalah kelompok ekstremis yang mengikuti ideologi
garis keras Al-Qaidah dan
menyimpang dari prinsip-prinsip jihad. Seperti
al-Qaeda dan banyak kelompok jihad modern lainnya, ISIS muncul dari ideologi Ikhwanul Muslimin, kelompok Islam pertama di dunia
pada tahun 1920-an di Mesir. ISIS mengikuti ekstrim anti-Barat yang menurutnya
sebagai penafsiran Islam, mempromosikan kekerasan agama dan menganggap mereka
yang tidak setuju dengan tafsirannya sebagai kafir dan murtad. Secara
bersamaan, ISIS (sekarang IS) bertujuan untuk mendirikan negara Islam Salafi yang
berorientasi di Irak, Suriah dan bagian lain dari Syam.[19]
Ideologi ISIS berasal dari cabang Islam modern yang
bertujuan untuk kembali ke masa-masa awal Islam, menolak "inovasi"
dalam agama yang mereka percaya telah "korup" dari semangat aslinya.
Mengutuk kekhalifahan terakhir dan kekaisaran Ottoman karena menyimpang dari
apa yang mereka sebut sebagai Islam murni dan karenanya telah berusaha untuk
membangun kekhalifahan sendiri. Namun, ada beberapa komentator Sunni, Zaid Hamid, misalnya, dan bahkan Salafi dan mufti jihad
seperti Adnan al-Aroor dan Abu Basir al-Tartusi, yang
mengatakan bahwa ISIS dan kelompok teroris yang terkait tidak mempresentasikan
Sunni sama sekali, tapi menuduh Khawarij bidah yang
melayani agenda kekaisaran anti-Islam.
Salafi seperti ISIS percaya bahwa hanya otoritas yang
sah dapat melakukan kepemimpinan jihad, dan bahwa prioritas pertama atas
pertempuran di daerah lain, seperti berperang melawan negara-negara non-Muslim,
adalah sebagai pemurnian masyarakat Islam. Misalnya, ketika memandang konflik
Israel-Palestina, karena
ISIS menganggap kelompok Sunni Palestina Hamas sebagai
murtad yang tidak memiliki kewenangan yang sah untuk memimpin jihad, mereka
anggap melawan Hamas sebagai langkah pertama sebelum menuju konfrontasi dengan
Israel.”
F. REFLEKSI TEOLOGIS
Ketika
melihat dengan teliti apa yang telah disampaikan di atas tentang sejarah ISIS
serta apa dan bagaimana ISIS itu, cara-cara, serta ideologynya. Ternyata apa yang dilakukan oleh ISIS serta
tujuannya yaitu untuk menjadikan Negara Islam di Timur Tengah khususnya
mengembalikan rezim Saddam Hussein pada rakyat Iraq dengan cara-cara kekerasan
yang dipakai oleh mereka.
Dari
hal itu maka, ketika kita mengaitkan dengan kehidupan. Secara Teologis
khususnya pandang tentang teologis Kristen Protestan yaitu bahwa hidup itu
sangatlah penting bagi kita sebagaimana disampaiakan dalam Alkitab :
Ø Pandangan
Perjanjian Lama
Dalam Kejadian 7:21 dan Mazmur 69:35, para penulis kitab
melihat bahwa hidup manusia adalah pemberian Allah dan pemberian Allah itu
sungguh besar, karena Allah menciptakan manusia secitra atau segambar dengan
Allah sendiri (Kej 1:26). Selain itu, umat Perjanjian Lama mengakui bahwa Allah
itu adalah Allah yang hidup. Hal ini tampak dalam panggilan Musa. Allah
memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah yang hidup, Allah Abraham, Ishak, dan
Allah Yakub (Kel 2:23-4:17, Bil 14:21.28, bandingkan dengan 1Sam 14:39).
Ø Pandangan
Perjanjian Baru
Hidup itu ada karena Allah memberikan Roh kehidupan.
Dalam Injil Lukas dikatakan bahwa Rohlah yang memberikan hidup dan bukan hanya
di dunia ini tetapi hingga akhir zaman (Luk 9:25). Roh yang memberikan hidup
tampak jelas dalam Injil mengenai kanak-kanak Yesus. Roh Kudus turun atas Maria
dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaunginya. (Luk 1:41; Mat 1:20; Yoh
1:1-18). Hidup juga mempunyai fungsi sosial, yaitu penyerahan hidup untuk
kepentingan bersama. Yesus mengajarkan, “Kasihanilah seorang akan yang lain”
(Yoh 15:17) dan Paulus menekankan hidup sebagai upaya hidup bersama (1Tim 2:2).
Sementara surat pertama Yohanes menguatkan pandangan yang sama. Perjanjian Baru
sungguh mau meneruskan Perjanjian Lama dengan sudut pandang yang baru bahwa
hidup manusia bergantung kepada Allah. Manusia tidak dapat memperpanjang atau
memperpendek hidupnya (Mat 6:25; Luk 12:25; Yoh 4:15), hidup juga berarti sehat
dan sembuh (Yoh 4:50), dan orang yang bersatu dengan Yesus memperoleh kehidupan
(Mrk 8:35; Yoh 12:25; 1Yoh 3:16; 2Kor 12:15; Flp 2:30; dan Why 12:11).”
Tak ada orang yang mempunyai hak moral untuk membunuh
manusia tak bersalah. Kata Alkitab, “Jangan membunuh” (Kel. 20:30). “dan seorang
pun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku” (Ul. 32:29). Ayub
mengatakan, ”Tuhan memberi, Tuhan yang mengambil” (Ayb. 1:21) dan Dia saja yang
berhak mengambilnya (Ibr 9:27). Kesalahan ISIS adalah memainkan peranan sebagai
Allah dan bukan manusia. Bahkan Alkitab mengatakan bahwa kita bukanlah pencipta
hidup kita. Jadi hidup kita bukanlah milik kita (Kis.14:17;17:24-25)
Dari hal-hal itu maka, untuk mempertahan hidup
diperlukanlah kedamain, sebagaimana yang tertulis dalam kitab Injil Matius 5 :9
“Berbahagialah orang yang membawa damai, kerena mereka akan disebut anak-anak
Allah. Serta apa yang disebut dalam hukum kasih dalam Matius 22:39 (kasihilah sesama
manusia seperti dirimu sendiri. Oleh karena itu segalah macam bentuk kekerasan
tidak bisa di benarkan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam
Http://m.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/14/08/05/n9so29-benarkah-isis-ingin-mewujudkan-khalifah.
21-11-2014
Http://simomot.com/category/gambar-dan-video/kartun/
http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam
Http://m.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/14/08/05/n9so29-benarkah-isis-ingin-mewujudkan-khalifah.
21-11-2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam